Selasa, 01 Agustus 2017

Selamat Malam di Bulan Agustus 2017

Hari ini, tepatnya malam Rabu aku habis kencan berdua bersama Ayman anak laki-lakiku. Aku ajak Ayman ke kedai kopi menikmati kopi. Tidak... Ayman tidak ngopi, melainkan aku yang ngopi. Ayman aku pesankan jus alpukat. Kami menunggu laki-laki yang kami cintai, Ayah Ayman.
Ayman menunggu Ayah pulang kerja. Ayah lama sekali... biasanya adzan maghrib Ayah sampai rumah tapi hari ini tidak. Mama cemas. Ayman tidak cemas karena belum mengerti. Hanya saja dia memanggil Ayahnya. Ayah... Ayah. Mungkin dalam pikirannya, Ayah kemana, kok belum muncul.


Ah... Ayman, kau belum tau Nak. Mama sangat cemas kalau Ayah belum sampai rumah. Ayah telat pulang karena ban sepeda motor Ayah bocor. Ayah harus menuntunnya dan mencari tambal ban. Alhamdulillah ketemu... kata Ayah Ayman saat aku telpon.

Ayman banyak tingkahnya. Di kedai kopi saat akan menyeruput kopi hitam dia merengek meminta kopiku. Jus alpukat yang aku belikan rupanya hanya diteguk separuhnya saja dan anak ini mulai tertarik dengan kopi hitamku. Nanti saja kalau sudah besar mimik kopi, sekarang belum waktunya Ayman mimik kopi. Kalau mau jadi kopiloper seperti Mama nanti aja ya Le... biar Mama punya teman kalau lagi nongkrong di warkop atau kedai kopi semacam ini.

Ayman, anak laki-lakiku. Aku punya teman nongkrong sekarang. Bercerita dan mengajaknya bergurau. Aku bahagia, Ayman pun bahagia. Setelah jus alpukat dan kopi hitam habis kamipun ke kasir untuk membayarnya. Aku tuntun Ayman. Dia berjalan dan memegang tanganku dengan erat. Hanya 12 ribu rupiah uang yang aku bayar. 8 ribu untuk jus alpukat dan 4 ribu untuk kopi hitam. Kami pun berjalan meninggalkan kedai kopi itu.

Berjalan menyusuri jalanan beraspal. Ramai sekali. Berharap Ayah Ayman segera sampai di pertigaan jalan menuju perumahan kami. Alhamdulillah... Ayah Ayman sampai juga. Ayman bahagia melihat Ayahnya. Dia memanggil Ayahnya dengan sangat nyaring. Ayah... Ayah. Ayman kangen Ayahnya. Ayman memeluk Ayahnya.

Aku sayang kalian. Kalian laki-lakiku.


Salam,
Dwi Puspita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar